Rabu, 05 Agustus 2015

OPINI


Di balik Siswa Hebat, Terdapat Guru yang Hebat
Oleh: Adelbertus, S.Pd.

“Bila melihat alumni dari suatu sekolah menjadi orang sukses dan hebat, hal tidak terlepas dari peran guru yang luar biasa. Itu sebabnya dibalik siswa yang hebat terdapat guru yang hebat juga”. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan saat kunjungannya ke Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (26/02/2015). "Jadilah guru yang teladan. Saya yakin guru yang ada di sini adalah guru-guru yang hebat dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa," kata Mendikbud.
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
            Guru dianggap memiliki peran yang sangat penting dan mulia di tengah masyarakat. Ungkapan bahwa guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa” mengekspresikan pentingnya peran tersebut. Guru dianggap seperti pahlawan yang menyelamatkan kehidupan banyak orang. Peran guru yang dipandang mulia oleh masyarakat juga tercermin dari akronim kata “guru” dalam bahasa jawa sebagai digugu lan ditiru. Kata “digugu” bearti hal-hal yang dikatakanyalayak dipercayai oleh orang lain dan “ditiru” bearti hal-hal yang dilakukannya layak dijadikan teladan.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Keadaan tersebut kedudukan guru yang tidak dapat digantikan dengan media apapun, sehingga keberadaannya sebagai ujung tombak pembelajaran harus tetap ada. Beberapa fungsi guru sehubungan dengan tugasnya selaku pengajar adalah guru sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator. Mutu pembelajaran merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Komponen-komponen peningkatan mutu yang ikut andil dalam pelaksanannya adalah penampilan guru, penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan, penyelengaraan pembelajaran dan evaluasi dan pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler. Permasalahan-permasalahan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran berhubungan dengan masih adanya guru yang memiliki kualifikasi pendidikan kurang, sikap profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas masih rendah, persiapan guru untuk melaksanakan pengajaran yang kurang mantap, masih sering terdapatnya rentang perolehan nilai siswa yang cukup jauh dalam setiap mata pelajaran, masih terdapatnya siswa yang memiliki nilai merah untuk mata pelajaran tertentu, kurangnya memanfaatkan media dan sumber belajar dan masih rendahnya sikap inovatif serta kreativitas mengajar guru. Untuk mencapai mutu pembelajaran terlebih dahulu guru harus membekali diri dengan sejumlah kompetensi dalam bidang pengajaran baik yang dilakukan oleh diri sendiri maupun bantuan kepala sekolah.
 Kegiatan pembekalan tersebut dilakukan secara kontinyu seiring dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan dunia pendidikan, sehingga pada akhirnya akan membentuk sikap lebih profesional dari guru itu sendiri. Agar kegiatan pembekalan lebih efektif langkah yang perlu dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru serta kebutuhannya sehubungan dengan pelaksanaan tugas mengajar di sekolah.
Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam era pendidikan baru saat ini tetap relevan dengan mengedepankan guru sebagai aktor paling hebat dalam proses belajar. (1) Tut wuri handayani.  artinya dari belakang memberikan dorongan dan arahan. Guru berperan sebagai pendorong atau motivator, selain itu berperan sebagai pengarah, pembimbing yang tidak dapat membiarkan anak didik melakukan hal yang tidak sesuai dengan tujuan proses belajar. Sebenarnya, peran guru sebagai mitra juga tersirat dalam asas tut wuri handayani, karena ketika guru menjalankan fungsi sebagai pembimbing dan pendorong maka guru tidak menempatkan dirinya pada hirerarki  teratas dalam proses belajar, guru bukan satu-satunya sumber belajar. (2) Ing madya mangun karsa, artinya ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa. Asas ini semakin memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra dan fasilitator guna menciptakan peluang bagi peserta didik untuk berkarya sebagai tujuan dari proses belajar, karena pada prinsipnya belajar itu produktif. (3) Ing ngarsa sung tulada, artinya di depan memberi teladan. Asas ini menekankan peran guru sebagai teladan “guru di gugu”, dimodeli anak didiknya.  Para guru memahami betul bahwa modelling atau keteladanan merupakan cara yang ampuh dalam mengubah perilaku, selain pembiasaan dan disiplin.
Fakta ini menunjukkan bahwa diantara berbagai inputs yang menentukan mutu pendidikan (ini ditunjukkan dengan prestasi akademik anak didik) lebih dari sepertiganya ditentukan oleh peran guru. Betapa mulianya guru! Kita menyadari bahwa di tangan para guru, putra-putri terbaik bangsa ini dilahirkan untuk melakukan perubahan penting bagi kelangsungan hidup bangsa, saat ini maupun di masa akan datang. Namun, untuk memegang peran perubahan itu, guru haruslah melakukan perubahan terlebih dahulu dalam dirinya. Motivasi untuk berubah harus datang dari dalam diri guru itu sendiri. Dengan prinsip ”guru harus memberi (to share) terlebih dahulu agar ia dapat maju dan berkembang (to grow)”, maka guru tidak boleh menampilkan dirinya pada posisi pasif (penerima perubahan), akan tetapi harus pada posisi aktif (memberi dan berbagi untuk maju berkembang bersama). Jika menjadi guru merupakan pilihan pribadi, maka guru harus benar-benar hidup dengan pilihannya tersebut. Maka dia adalah guru hebat.
Para siswa tidak menguasai pelajaran bukan karena mereka tidak pintar, melainkan karena kurangnya motivasi dalam diri mereka untuk belajar. Tidak ada manusia yang dilahirkan di dunia dalam keadaan bodoh, namun bagaimana cara dunia memperlakukan merekalah yang membuat mereka terlihat bodoh. Thomas Alva Edison yang hiperaktif dan dianggap bodoh oleh gurunya ternyata mampu membuka mata dunia dengan penemuan bohlamnya, atau Isaac Newton, Albert Einstein, Ludwig Van Beethoven dan orang-orang terkenal lainnya yang dulunya dianggap “BODOH”.
Sayangnya banyak para guru yang kurang mengerti dengan potensi yang dimiliki oleh para anak didiknya sehingga tak jarang tindakan kurang terpuji akhirnya dilakukan seperti mengintimidasi, menghukum bahkan memukul, bahkan yang lebih ekstrim mengeluarkan sang anak dari sekolah. Butuh guru yang luar biasa untuk mengenali kemampuan murid-murid yang luar biasa.
Mari belajar memahami dan memberi inspirasi bagi murid-murid kita. Kita tidak akan pernah tahu jika salah satu dari mereka akan menjadi Thomas Alva Edison atau Albert Einstein berikutnya. Sedikit yang kita lakukan saat ini akan berdampak sangat besar di masa depan mereka. Sekarang, bila Anda seorang guru, Anda berada di bagian mana? Apakah Guru Mediocre, Guru Yang Baik, Guru Yang Hebat atau Guru Yang Luar Biasa? Ininya mari kita ciptakan sebanyak-banyaknya siswa/siswa yang hebat dan luar biasa.
Tugas guru adalah tugas yang mulia yang merupakan profesi yang paling sering menjadi cita-cita favorit masa kanak-kanak. Lewat tangan para gurulah tercipta para ilmuwan, ahli politik, hakim, dokter dan bahkan seorang presiden sekalipun. Dari seorang gurulah kita belajar dari hal yang tidak tahu menjadi tahu, belajar memahami dan berpetualang dalam pengetahuan. Seringkali guru menghadapi kendala dalam mengajarkan murid-muridnya, berbagai metode dicoba sebagai upaya untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada para peserta didik. Namun seringkali, peserta didik semakin bingung sehingga akhirnya tidak mengerti yang berujung kepada kebosanan.
William Arthur Ward, seorang penulis berpengaruh dari Amerika berkata bahwa guru tingkat menengah hanya bercerita, guru yang baik menjelaskan, guru yang hebat mendemonstrasikan sementara guru yang luar biasa memberikan inspirasi. Memberikan inspirasi kepada anak didik, secara tidak langsung kita memberikan sayap kepada mereka untuk bisa terbang menggapai impiannya menjadi siswa-siswi yang hebat dan luar biasa dan yakinlah bahwa Anda akan mendapatkan tempat yang paling spesial di hatinya. 
Yang dibutuhkan seorang murid bukanlah hanya ilmu pengetahuan dari gurunya saja, namun yang lebih penting adalah kata-kata inspirasi dan motivasi yang mampu memicu mereka untuk menguasai ilmu pengetahuan tersebut. Mereka bisa belajar dari sumber manapun tentang pengetahuan tersebut, namun inspirasi tersebut jarang bisa ditemukan kecuali dari seorang guru yang luar biasa. Semoga. ***



                                                                                                            penulis,


                                                                                                Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
                                                                                                SMP Bruder Pontianak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelepasan Guru Pensiun

Acara Pelepasan Guru SMP Bruder Pontianak yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun) yaitu Ir. Darliyus berlangsung pada hari Sabtu, 2 ...